Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Rabu, 02 Agustus 2017

Sang Mujahidah, Dra. Hj. Qoyumi Kafrawi

Beliau adalah istri Drs. K.H. Kafrawi Ridwan, M.A., Ketua Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Studi Islam Darussalam (ISID) sebelum berubah menjadi Universitas Darussalam Gontor. Beliau Wafat pada tanggal 31 Agustus 2000, pukul 10.30 WIB di R.S. Harapan Kita, Jakarta, dalam usia 64 tahun. Beliau dimakamkan di pemakaman keluarga, di Gadingsari, Mangunsari, Sawangan, Magelang.
Almarhumah dilahirkan di Magelang, 17 Agustus 1937, dari pasangan H. Abdullatif dan Hj. Umi Kulsum. Qoyumi semasa kecil dikenal sebagai anak yang rajin shalat, mengaji, dan membantu orang tua. Pendidikannya diawali di Sekolah Dasar Sawangan, kemudian setamat Sekolah Menengah Tingkat Pertama “Al Iman”, beliau melanjutkan ke PGA “Muhammadiyah” Yogyakarta, sebelum melanjutkan studi ke Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hingga tamat pada tahun 1964.
Sebelum wafat, pada tahun yang sama, beliau mewakafkan Pesantren Darul Qiyam, tepatnya tanggal 23 Februari 2000 di depan masjid kompleks perumahan peninggalan orang tua beliau (Bapak H. Abdul Latif) di Sawangan, Magelang. Dengan disaksikan ribuan jama’ah antara lain Bapak Drs. H. Marwan Sarijo (Sekjen Departemen Agama mewakili Menteri Agama R.I. Bapak Prof. H. Malik Fajar, M.Sc., Prof. Dr. Husni Rahim (Dirjen Binbaga Islam), Dr. H. Bambang Pranowo (Sekretaris Ditjen), para ulama dan pejabat setempat, diadakanlah upacara penyerahan wakaf dan persemian berdirinya Pesantren Darul .
Ketika itu, diawali dengan pembacaan Ikrar Wakaf oleh Ir. H. Arif Darmawan, M.Eng (anak kandung II) yang telah disetujui oleh H. Rahmat Himawan, MBA (anak kandung I) dan H. Kafrawi Ridwan (Suami), Dra. Hj. Qoyumi dengan ikhlas disertai wajah yang berseri-seri dan suara yang jelas menyerahkan Kompleks Perumahan Joglo 3 (tiga) buah, 1 (satu) masjid, 1 (satu) unit asrama santri dan dua (2) unit ruang belajar dan 12 ruang kelas yang berdiri di atas 4 hektar tanah. Semuanya diserahkan kepada K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor dengan ucapan “Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya Qoyumi Kafrawi dengan persetujuan semua ahli waris menyerahkan untuk selama-lamanya empat hektar tanah dengan segala isinya sebagai wakaf kepada “Pondok Modern Gontor” untuk dikembangkan menjadi sarana pendidikan dan dakwah.”
Wakaf tersebut kini telah menjadi Pondok Modern Gontor 6 “Darul Qiyam”, sebuah nama yang sengaja dipilih dengan maksud; (a) Qiyam berarti berdiri, dengan harapan para santri/alumni dari Pesantren ini kelak mampu berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), (b) Qiyam dapat dikaitkan dengan Qiyamulail, dengan harapan agar para santri/alumni kelak peduli sengan nasib ummat dan bangsa dengan memperbanyak tahajjud, (c) Qiyam adalah jama’ah dari Qimah yang berarti Harga  atau Kualitas, dengan cita-cita pesantren tersebut dapat mencetak kader ummat dan pemimpin bangsa yang berkualitas, berakhlak, dan berwibawa. (d) Qiyam juga sekaligus mengenang waqif yang bernama Qoyumi agar anak cucunya ikut bertanggung jawab secara moril mengembangkan dan meningkatkan kualitas Pesantren “Darul Qiyam”.
Semoga pesantren Darul Qiyam yang terletak di lereng gunung Merbabu yang subur dengan mata air yang melimpah serta berudara sejuk itu akan terus berkembang, menjadi amal jariyah bagi Bu Qoyumi, mujahidah Gontor yang memahami makna dan hakikat perjuangan, serta berdedikasi tinggi untuk ummat dan agama.


Sumber: Warta Dunia Pondok Modern Darussalam Gontor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar