Pernah mendengar istilah OPPM? Itulah nama organisasi santri Gontor
setingkat OSIS di SMP atau SMA. Kepanjangannya adalah Organisasi Pelajar Pondok
Modern. Katanya, Bagian Penggerak Bahasa Pusat merupakan salah satu bagian
bergengsi di OPPM selain Bagian Keamanan. Bagian yang menangani aktivitas
kebahasaan di Gontor ini disebut juga dengan CLI, yaitu the Center for Language
Improvement atau dalam bahasa Arab disebut Qism Ihyaa’ al-Lughah al-Markazy.
Disiplin bahasa memang salah satu andalan Gontor. Bahkan, bahasa
seringkali dikatakan sebagai mahkota pondok. Karena itulah, CLI bukan bagian
sembarangan. Orang-orangnya tidak bisa dipilih secara acak atau asal-asalan.
Mereka sudah dilacak sejak masih berstatus santri baru, dan terus dipantau
hingga duduk di kelas 5. Tidak mudah menemukan orang-orang yang berkompeten dan
berkomitmen menjalankan disiplin bahasa, baik bahasa Arab maupun bahasa
Inggris.
Tapi, mereka akan muncul secara perlahan ke permukaan melalui
berbagai ajang kompetisi bahasa yang digelar CLI. Ada beberapa perlombaan di
Gontor yang tujuannya menggali potensi bahasa santri. Salah satunya adalah
lomba pidato dalam tiga bahasa. Selain itu ada lomba drama berbahasa Arab dan
Inggris. Ada juga lomba baca berita, lomba menyanyi, lomba baca puisi, dan lain
sebagainya. Tentunya itu dilaksanakan dalam bahasa Arab dan Inggris. Dari
situlah CLI mulai mencari kader-kadernya selain melalui pantauan pengurus
asrama terhadap keseharian santri-santri di asrama masing-masing.
Setelah menemukan orang-orang berpotensi itu, CLI akan merekrut
mereka menjadi anggota Istirqa’, semacam kelompok kecil pecinta bahasa yang
dibentuk CLI. Mereka beranggotakan santri dari kelas 2 hingga kelas 4. Tidak
banyak yang bisa direkrut. Kadang-kadang, setelah melewati proses selesksi,
dari sekian ribu santri, CLI hanya mendapatkan 10-15 orang untuk dijadikan
anggota Istirqa’. Merekalah cikal bakal bagian CLI di masa depan walaupun tidak
semuanya terpilih. Setidaknya, anggota CLI saat itu sudah mempersiapkan
pengganti mereka dari jauh-jauh hari.
Banyak orang yang mengatakan bahwa Bagian Penggerak Bahasa Pusat
itu lebih berwibawa dan lebih ditakuti daripada Bagian Keamanan Pusat. Bisa
jadi. Orang-orang CLI itu bergerak lebih bebas dan jangkauannya lebih luas daripada
Bagian Keamanan. Mereka tidak mengenal tempat dan waktu untuk menjalankan
disiplin bahasa. Mereka bisa berada di mana saja tanpa Anda ketahui
keberadaannya. Anda baru menyadarinya saat terdengar teriakan mereka menggema
memarahi orang yang melanggar bahasa.
Kenapa mereka harus berteriak dan menggegerkan santri sepondok?
Itulah yang dinamakan syiar bahasa. Mereka tengah menjalankan syiar bahasa.
Secara tidak langsung, mereka memberi contoh berbahasa Arab atau Inggris yang
baik. Selain itu, teriakan itu tidak hanya ditujukan bagi orang yang sedang
melanggar di hadapannya, tapi bagi seluruh santri yang mendengar teriakannya
agar tidak ada yang berbincang dengan bahasa nonresmi, baik bahasa Indonesia
maupun bahasa daerah.
Karena kehadiran mereka yang sering tiba-tiba dan tanpa disadari,
santri-santri sangat berhati-hati melontarkan kata-kata. Tidak jarang kita
mendapatkan santri yang berbicara pelan dengan temannya sambil menoleh ke kanan
dan ke kiri. Tentu saja ia sedang mencari-cari keberadaan orang-orang CLI. Lucu
juga, orang-orang yang sudah berhati-hati sedemikian rupa tetap saja ketahuan
CLI. Makhluk Gaib seperti apa orang CLI itu, hingga kehadirannya bisa tidak
diketahui orang?
Orang-orang CLI tidak seperti Bagian Keamanan si penegak disiplin
nonbahasa yang sangat mudah dideteksi kehadirannya. Walaupun CLI termasuk
bagian bergengsi, penampilan mereka tidak berbeda dengan santri kelas 6 lainnya
yang bukan anggota CLI. Rambut mereka seperti kebanyak santri lainnya. Tidak
seperti Bagian Keamanan yang harus dicukur gaya tentara atau cepak.
Mereka juga tidak selalu menggunakan jas untuk memeriksa tiap
asrama. Jas digunakan saat kegiatan resmi di waktu-waktu tertentu saja. Mereka
juga lebih suka jalan kaki menyusur sudut-sudut pondok sambil mendengarkan percakapan
santri. Sedangkan Bagian Keamanan sangat identik dengan jas dan sepeda. Itulah
sebabnya kehadiran CLI begitu sulit dideteksi dibandingkan Bagian Keamanan.
Akan tetapi, kalau kehadiran mereka sudah terdeteksi, tempat yang
dilaluinya tiba-tiba menjadi senyap. Santri-santri seperti berbicara dengan
isyarat mata, tangan, atau anggukan kepala. Atau, di tempat itu akan terdengar
kalimat-kalimat bahasa Arab atau Inggris yang indah dan tersusun dengan baik
meluncur dari mulut santri-santri. Sepertinya, jika CLI melewati tempat itu
setiap waktu, maka bahasa santri di sekitar situ akan meningkat drastis. shah
wa
Kampung Damai, 7 Desember 2017
Abdul Wahid Mursyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar