Salah seorang saudaraku pernah bertanya tentang Ustadz Abdus Somad.
Ternyata, popularitas beliau sudah sampai ke Kalimantan. Gaya khas beliau dalam
menyampaikan ceramah memang menarik. Orang-orang menilai beliau sebagai dai
yang tegas, luwes, berwawasan luas, dan jenaka.
Salah seorang sahabatku mengatakan bahwa beliau bertipe dai
pemersatu umat. Ustadz Abdus Somad tidak hanya diterima ulama NU, tapi juga
diterima ulama Muhammadiyah, Hizbut Tahrir Indonesia, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, beliau seakan mengamalkan ajaran Gontor, yaitu berdiri di atas
dan untuk semua golongan.
Ceramahnya beliau yang mengena dan disukai banyak orang membuat
beberapa kalangan gerah. Mereka gerah karena melihat potensi bersatunya umat
Islam yang mulai memahami ajaran agama mereka melalui ceramah-ceramah Ustadz
Abdus Somad, baik menyimaknya langsung dari sang dai, maupun menyaksikan dari
saluran youtube.
Memang, perpecahan umat Islam yang terjadi selama ini tidak lain
karena kurangnya pemahaman mereka terhadap ajaran agama. Ketidaktahuan membuat
mereka bertaklid buta dan sering berselisih karena berbeda pendapat. Kedatangan
Ustadz Somad mulai tampak mencairkan ketegangan ini.
Dampak positif yang ditimbulkan Ustadz Somad dengan
ceramah-ceramahnya yang menasional hingga mendunia itu bisa menghalangi langkah
orang-orang yang ingin menghancurkan Islam. Karena itu, belakangan ini mereka
mulai menebar isu berbau fitnah untuk menghancurkan citra sang ustadz.
Usaha mereka bisa dilihat dari adanya beberapa penolakan kehadiran
Ustadz Abdus Somad akhir-akhir ini. Sebelum ditolak di Hongkong, beliau sempat
mengalami perlakuan tidak nyaman di Bali. Kabar terkini, pengajian beliau di
daerah Jakarta baru saja dibatalkan dengan alasan yang tidak jelas.
Penolakan demi penolakan tersebut tidak menyurutkan langkah beliau.
Sebaliknya, justru dukungan terhadap beliau makin deras. Kata seorang teman,
beliau itu ibarat air, saat ditekan air makin kuat dan bisa menyembur wajah
kita. Begitulah fenomena dai asal Riau ini. Beliau makin diterima masyarakat
dan makin terkenal di berbagai pelosok Tanah Air. shah wa
Kampung Damai, 29 Desember 2017
Abdul Wahid Mursyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar