Larut
malam, tidak terdengar suara apapun selain bunyi detak jarum jam. Hening.
Jangkrik pun sepertinya tertidur pulas. Malam ini, ia tidak mengerik sama
sekali. Entah apa yang dilakukannya tadi siang, hingga si jangkrik tak bisa
menikmati malamnya seperti biasa berdendang dengan bunyi khasnya, “krik, krik,
krik....”
Malam
memang tercipta penuh teka-teki. Ia menyimpan sejuta rahasia umat manusia.
Salah satunya rahasia kesalehan hamba-hamba Allah di muka bumi ini. Ia tahu
siapa saja yang terbangun di malam sunyi untuk menyendiri dengan Tuhan di
tempat suci, bersujud di atas sajadah dan mengucap asma’ Allah Yang Maha
Pemurah. Malam menjadi teman mereka yang amat setia menemani hingga terdengar
kokok ayam jantan di belakang rumah.
Karena
itulah ia akan bersaksi di Hari Akhir nanti dengan persaksian yang tak
terbantahkan. Ia akan menjadi saksi nyata bangunnya seorang hamba meninggalkan
empuknya kasur dan hangatnya selimut di tengah malam, saat udara dingin menusuk
tulang, saat manusia lainnya tertidur lelap menikmati mimpi indah yang
menghanyutkan.
Malam
pasti menyaksikan orang-orang yang membasahi wajah mereka dengan air wudhu. Ia
juga melihat orang-orang yang melawan kantuk untuk bertemu Allah di waktu
istimewa. Allah tidak pernah menyia-nyiakan usaha mereka. Bahkan, Dia
menurunkan malaikat-malaikat yang suci untuk menyambut kedatangan hamba-hamba
yang begitu Ia nantikan itu.
Katanya,
tamu Allah di waktu istimewa itu tidak banyak. Bahkan, malam saja bisa
menghitungnya dengan jari andai ia punya jari-jemari seperti manusia. Bisa jadi
satu dari seratus penduduk desa, atau mungkin satu dari seribu penduduk kota.
Hanya malam yang mengetahuinya selain Allah dan para malaikat karena ia terjaga
sejak terbenamnya matahari hingga terbit lagi.
Sebenarnya,
Allah ingin bertemu sebanyak-banyaknya hamba di saat itu. Sampai-sampai, Ia
menjanjikan hadiah besar bagi mereka yang menjumpainya di waktu itu. Sayang
seribu sayang, banyak manusia yang terlalu nyaman tidur melingkar di bawah
selimut mereka.
Jika
malam hanya digunakan untuk tidur, rasanya waktu itu sangatlah singkat. shah
wa
Kampung
Damai, 4 Desember 2017
Abdul
Wahid Mursyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar