Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Kamis, 14 Desember 2017

Palestina

Aku tidak tahu banyak tentang Palestina. Aku juga tidak terlalu mengerti sejarahnya. Aku hanya tahu di negara ini terdapat kota suci tempat Masjid al-Aqsha berdiri. Umat Islam sempat diperintahkan Allah berkiblat ke sana sebelum diperintahkan berkiblat ke Ka‘bah. Selain menjadi kota suci bagi umat Islam, Yerussalem, ibukota Palestina, juga merupakan kota suci bagi umat Nasrani dan Yahudi.
Setahuku, Palestina mulai tampak menjadi rebutan saat terjadinya Perang Salib. Saat itu, umat Nasrani atau Kristen berhasil menguasai Palestina bertahun-tahun lamanya. Namun, Salahuddin al-Ayyubi berhasil mengambil alih Palestina dan memenangkan Perang Salib. Sejak itu, Palestina secara sah menjadi wilayah kekuasaan Islam.
Belakangan datanglah Yahudi yang menamakan dirinya bangsa Israel. Mereka memandang tanah Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan sebagaimana termaktub di kitab pegangan mereka, Talmud. Sebagai pendatang, status mereka hanyalah tamu di Palestina.
Semua orang tahu bahwa bangsa Israel tidak punya tempat tinggal. Mereka berpindah ke sana kemari. Bahkan, kisah pindah-pindah umat Yahudi ini sudah ada sejak zaman Nabi Musa. Tapi, mereka adalah umat yang tidak pernah bersyukur dengan segala nikmat Tuhan. Mereka terkenal suka membangkang dan melanggar perintah Allah. Padahal, karunia Allah tak terhitung banyaknya untuk mereka.
Mereka kemudian melihat Palestina sebagai tempat terakhir berpindah-pindah. Dengan segala kelicikan dan keserakahan mereka berusaha merebut Palestina dari tangan umat Islam, penduduk aslinya. Mereka melakukannya secara terang-terangan. Dunia pun sudah lama mengetahuinya. Niat jahat Israel ini bukanlah sebuah rahasia.  Tindakannya sangat jelas, yaitu merampas hak milik orang lain secara brutal dan tak berperikemanusiaan. Mereka melakukannya dengan sangat kasar, bertindak seperti binatang.
Dunia seperti diam saja mengetahui penderitaan rakyat Palestina. Beberapa negara Islam memang berani bersuara membela Palestina dan mengecam Israel. Tapi, tidak pernah ada tindakan konkret yang membuat Palestina benar-benar terbebas dari cengkeraman Israel. Hingga detik ini, Palestina malah semakin menderita. Bahkan, kini sebuah negara besar di dunia mengakui berdirinya negara Israel dengan mengakui Yerussalem sebagai ibukotanya.
Jika Yerussalem diakui sebagai ibukota Israel, maka di manakah ibukota Palestina? Bukankah itu pernyataan secara tidak langsung bahwa tidak ada lagi negara Palestina? Apakah mereka kini berniat melenyapkan bangsa Palestina dari muka bumi? Beginikah caranya mendirikan sebuah negara? Yaitu dengan memusnahkan negara lain. Tragis.
Siapakah kini yang berani menentang Amerika Serikat, negara adidaya yang terang-terangan menyatakan dukungannya untuk Israel itu? Turki kembali bersuara. Kita bisa sedikit lega saat pemerintah Indonesia juga menyuarakan hal yang sama, menentang pernyataan Amerika dan ikut mengecam Israel. Aku tidak tahu ada berapa negara lagi yang kini berdiri membela Palestina. Kabar terbaru, isu ini menjadi topik utama sidang PBB terakhir. Namun, belum terdengar keputusan sidang yang mungkin bisa menolong Palestina.
Aku hanya bisa berdoa untuk saudara-saudara Muslim di sana. Sebagai orang biasa yang tak punya kekuasaan, tak ada yang bisa kita lakukan selain mendoakan mereka agar segera mendapat pertolongan dari Allah. Tindakan Israel maupun negara-negara pendukungnya sungguh tak bisa dibenarkan. Allah pasti akan mendatangkan keadilan untuk hamba-hamba-Nya yang begitu sabar dan tabah menghadapi cobaan dunia.
Bangsa Palestina seakan menyaksikan surga di depan mata hingga mereka tak takut mati di ujung senjata. Namun, mereka tetap berjuang mendapatkan keadilan dan menghentikan kebiadaban sebuah bangsa yang didukung negara adidaya. Mereka terus berjuang walau tak ada yang datang memberikan pertolongan, walau tak ada satupun negara yang memberikan pembelaan. Mereka hanya membutuhkan Allah dan meyakini pertolongan-Nya akan segera tiba. Sehebat apapun Israel dan Amerika yang mendukungnya, pasti tak akan mampu menghadapi kekuatan Allah Yang Maha Perkasa. shah wa

Kampung Damai, 9 Desember 2017
Abdul Wahid Mursyid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar