Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Rabu, 13 Desember 2017

Aku Ingin Umrah dan Naik Haji

Sebagian orang mendapatkan keberuntungan dengan terlahir di tanah suci Mekkah dan Madinah. Mereka bisa melaksanakan ibadah haji dan umrah sesuka hati. Alangkah ruginya penduduk Mekkah atau Madinah yang tidak pernah menunaikan rukun Islam kelima tersebut. Adakah di antara mereka yang sampai seperti itu?
Sebagian temanku juga beruntung mendapatkan kesempatan bersekolah di Mekkah atau Madinah. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk shalat di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Sungguh rugi jika mereka tidak menggunakan kesempatan itu untuk beribadah dengan baik di sana. Apalagi tidak menyempatkan diri untuk menjalankan ibadah umrah atau melaksanakan ibadah haji.
Sudah lama aku berkeinginan menjejakkan kaki ini di tanah kelahiran Nabi Muhammad Saw. Jika memang ditakdirkan ke luar negeri, aku berharap negara yang pertama kali kudatangi adalah Saudi Arabia. Bukan hanya sekadar datang ke sana, tapi aku ingin sekaligus menunaikan ibadah haji dan umrah bersama istri tercinta. Bahkan, aku ingin sekali ke sana disertai orang tua kami dan segenap anggota keluarga.
Banyak orang mengatakan bahwa untuk sampai ke tanah suci kita harus memasang niat terlebih dahulu. Kelak, Allah akan memasukkan kita ke dalam daftar panggilannya. Aku mempercayai itu. Bagaimana kita bisa ke sana kalau keinginan saja tidak ada? Manusia hanyalah makhluk Tuhan yang bisa berencana. Allah yang menentukan kapan kita bisa berangkat ke sana. Terkadang, Allah memberi kejutan untuk hamba-Nya. Ia memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Saat ini, aku bahagia mendengar adikku bercerita tentang Ka‘bah yang bisa dilihatnya dari dekat. Ia mendapatkan rezeki berangkat umrah pada awal tahun 2017 lalu. Bahkan, ia sanggup memberangkatkan ibu beberapa bulan kemudian. Nenek sempat ditawari, tapi beliau merasa fisiknya tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh.
Alpi, adik keduaku itu, seperti membuka pintu ke luar negeri bagi keluarga kami, sebagaimana aku pernah membuka pintu ke luar pulau bagi adik-adikku. Kuyakin kesempatan itu tidak lama lagi akan datang. Jika kesempatan itu benar-benar datang, aku berharap bisa pergi bersama seluruh anggota keluarga kami, termasuk keluarga istri. Semoga Allah membuka pintu rezeki kami selapang-lapangnya dan memberkahinya. shah wa

Kampung Damai, 10 Desember 2017

Abdul Wahid Mursyid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar