Presiden Amerika Serikat pengganti Barrack
Obama ini sudah sejak awal diprediksi akan sering membuat keputusan
kontroversial. Apalagi, ia diduga dekat dengan orang-orang Yahudi atau Zionis
Israel. Prediksi itu kini kian jelas terbukti. Beberapa hari lalu, sang
presiden menegaskan dukungannya terhadap Israel dengan mengakui Yerussalem
secara resmi sebagai ibukota Israel. Padahal, semua orang tahu bahwa Yerussalem
itu adalah ibukota sah negara Palestina.
Hampir semua negara di dunia geram terhadap
pernyataan Donald Trump, termasuk Indonesia. Negara yang paling keras bersuara
menentangnya adalah Turki yang dipimpin Erdogan. Walaupun mendapat kecaman
dunia, Donal Trump tidak ambil pusing. Ia bergeming. Seakan-akan, ia merasa
yakin bahwa tidak akan ada satu negara pun yang berani benar-benar
menentangnya, apalagi sampai memerangi Amerika. Dia pikir, dunia hanya berani
berkoar-koar tanpa ada tindakan nyata.
Sekilas, apa yang mungkin ada di pikiran Trump
itu benar adanya. Sudah sekian lama Palestina menderita di bawah tekanan
Israel. Sudah tidak terhitung rakyat sipil yang menjadi korban. Anak-anak kecil
tak berdosa pun seringkali diberitakan terbunuh akibat serangan brutal tentara
Israel. Bahkan, berita-berita itu disertai bukti-bukti yang membenarkan adanya
tindakan biadab bangsa Yahudi tersebut. Akan tetapi, hingga saat ini keadaan
rakyat Palestina tidak mengalami perbaikan sama sekali.
Semakin hari berita kesengsaraan rakyat
Palestina semakin memprihatinkan. Israel semakin berani memperluas wilayahnya.
Jika dibiarkan, negara Palestina hanya akan menjadi dongeng di masa depan.
Bisa-bisa, generasi yang akan datang tidak bisa menemukan Palestina di peta
dunia. shah wa
Kampung Damai, 10 Desember 2017
Abdul Wahid Mursyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar