Manusia dan malaikat merupakan dua jenis makhluk Allah yang sangat
berbeda. Perbedaannya tampak jelas dari unsur penciptaan masing-masing. Menurut
al-Qur’an, manusia tercipta dari unsur tanah, sedangkan malaikat tercipta dari
unsur cahaya. Alam keduanya pun berbeda. Manusia tidak bisa memasuki alamnya
para malaikat, namun malaikat bisa menyaksikan dengan bebas alamnya umat
manusia di dunia ini. Bahkan, malaikat-malaikat tertentu mendapat tugas dari
Allah untuk selalu mengawasi perbuatan manusia.
Sekilas, derajat malaikat tampak lebih tinggi dari manusia. Bisa
dikatakan bahwa unsur cahaya tentu lebih baik dari unsur tanah. Karena itu,
andai malaikat mau bersombong diri, tentulah mereka tidak mau bersujud kepada
seorang manusia yang baru saja diciptakan Allah dari unsur paling hina,
sebagaimana dituturkan iblis. Akan tetapi, para malaikat mengabaikan asal-usul
mereka termasuk kedudukan mereka di sisi Allah demi menghormati manusia ciptaan
Tuhan mereka. Apalagi, titah bersujud itu langsung dari Sang Pencipta.
Rupanya, bukan hanya karena titah Allah yang membuat malaikat rela
menundukkan kepala mereka kepada Adam as. Sebagaimana kisah al-Qur’an, manusia
di hadapan mereka itu memiliki kelebihan yang membuatnya begitu dimuliakan para
malaikat sekaligus dibenci iblis dan para pengikutnya. Apa itu? Kelebihan apa
yang dimiliki oleh manusia? Allah memberinya ilmu. Dengan ilmu itulah manusia
menjadi mulia. Ilmu mengangkat derajat manusia dari tempatnya yang hina ke
tingkatan yang amat tinggi hingga dimuliakan para malaikat.
Orang yang benar-benar berilmu tentu mengenal Tuhan penciptanya.
Karena itulah manusia yang berilmu akan semakin dekat dengan Allah. Jika tidak,
berarti ilmunya masih sangat dangkal. Bagaimana mungkin orang yang berilmu
tidak mengetahui pencipta alam semesta. Berarti, ia tidak mengetahui hakikat
semesta. Bagaimana mungkin orang yang berilmu tidak mengetahui pencipta dirinya
sendiri sedangkan ia tahu tidak mungkin dia ada dengan sendirinya. Karena
itulah manusia dituntut untuk terus mencari ilmu dari buaian hingga ke liang
lahat. shah wa
Kampung Damai, 4 Desember 2017
Abdul Wahid Mursyid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar