Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Rabu, 03 Januari 2018

Berguru kepada Pohon Pisang

Ternyata, pohon pisang mengajari kita banyak hal. Ia laksana guru kehidupan yang berada tidak jauh dari kita karena pohon pisang memang begitu mudah ditemukan. Ia bisa ditanam di mana saja asal tidak tergenang air, bisa di pekarangan rumah atau di halaman belakang. Andai kita mau merenungi keberadaan pohon pisang yang ada di sekeliling kita, tentu tidak sedikit pelajaran yang didapat darinya.
Pelajaran pertama dari pohon pisang adalah tentang kesetiaan. Dulu ada sebuah lagu yang diciptakan H. Dharmawan S berjudul “Cinta Lahir Batin”. Penyanyinya bernama Lavenia. Generasi 90-an pasti pernah mendengar lagu ini. Salah satu bait liriknya berbunyi “Lihat pohon pisang, bila berbuah hanya sekali. Itulah cintaku yang takkan mungkin terbagi-bagi”. 
Dari lirik lagu ini, kita mengerti bahwa Pak Dharmawan mengibaratkan pohon pisang yang berbuah hanya sekali itu seperti ikrar setia yang tak pernah luntur dalam situasi apapun juga. Setia artinya tidak berkhianat. Pohon pisang pun memilih mati daripada berbuah kembali. Kita diajari untuk tidak berkhianat sedikit pun kepada orang yang telah memberikan kepercayaannya kepada kita. Seperti pohon pisang, kita lebih baik mati daripada mengkhianati kepercayaan orang lain. 
Selain mengajarkan kesetiaan, pohon pisang juga menunjukkan kepada kita bagaimana ia tetap bertahan hidup sebelum berbuah dan menghasilkan tunas. Artinya, pohon pisang tidak mau mati sebelum memberikan hasil usahanya untuk dinikmati banyak orang. Ia juga tidak mau mati sebelum mendapatkan penggantinya. Dari sini, kita belajar bahwa hidup itu harus bermanfaat, terus berjuang untuk memberi manfaat sebelum ajal datang menjelang.
Tidak hanya itu, kita juga harus berusaha membina kader masa depan sebagai penerus perjuangan kita, yang meneruskan ide-ide perjuangan kita di masa yang akan datang. Ini seperti konsep amal jariyah yang tidak putus-putus walaupun kita sudah meninggal nanti. Jika ide kita bermanfaat dan terus diamalkan orang-orang setelah kita, maka pahalanya juga mengalir untuk kita yang sudah tidak berada di dunia ini.
Itulah beberapa pelajaran berharga dari pohon pisang. Alangkah beruntungnya orang yang bisa mengambil manfaat darinya dan menjadikannya prinsip dalam menjalani kehidupan ini. shah wa

Kampung Damai, 2 Januari 2017
Abdul Wahid Mursyid


Sumber: satujam.com, okezone.com, jabarprov.go.id, dan ummi-online.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar