Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Selasa, 07 Agustus 2018

Menanti Kehadiran Buah Hati




Anak pertamaku diperkirakan lahir pada akhir Agustus ini. Makin hari makin dekat saja. Tidak lama lagi aku akan menjadi seorang ayah. Aku sudah tidak sabar ingin melihat rupanya, apakah ia mirip ayahnya atau mirip bundanya. Mirip siapapun nantinya, tak masalah. Yang penting, ia lahir dengan selamat, sehat, sempurna, demikian juga dengan bundanya.
Kami sepakat untuk melaksanakan proses bersalin di Ponorogo. Orang tua kami berdua akan hadir bersama kami. Ibuku sudah menetapkan tanggal keberangkatannya ke Ponorogo, sekitar pertengahan Agustus. Beliau ditemani Uwak Fathah (kakak tertua dari ibuku). Ibu mertuaku juga akan datang pada tanggal yang sama. Tidak lama lagi, rumahku ini akan ramai didatangi tamu dari jauh.
Segala perlengkapan bayi sudah kami siapkan. Istriku semangat sekali memilih pakaian untuk calon bayinya. Aku senang melihatnya tampak sudah sangat siap untuk menjadi seorang ibu. Ia sudah berpikir bagaimana merawat bayi. Ia juga sudah memikirkan cara terbaik mendidik anak. Semua orang tua pasti berharap anaknya tumbuh membanggakan menjadi anak yang saleh atau salihah. shah wa

Kampung Damai, 7 Agustus 2018
Nur Wahid Al-Banjary


Tidak ada komentar:

Posting Komentar