Belakangan
ini, kalangan TNI sempat heboh. Sebuah tulisan menyebut sejumlah tokoh nasional
terlibat bersama TNI merencanakan makar untuk melengserkan Presiden Joko
Widodo. Ternyata, penulisnya sudah tidak asing lagi bagi para petinggi TNI.
Dialah Allan Nairn, orang yang dinilai membuat Prabowo Subianto kalah pada
pemilihan presiden melawan Joko Widodo lalu.
Allan
diberitakan telah membongkar rahasia Prabowo menjelang Pilpres 2014 itu,
seperti pernah dirilis tempo.co (27/6/2014). Sebagai seorang wartawan,
Allan mengaku pernah mewawancarai Prabowo di kantornya yang berlokasi di Mega
Kuningan, Jakarta, antara bulan Juni atau Juli 2001. Hasil wawancara itu
bersifat rahasia. Tapi, ia kemudian menyampaikan ke publik demi kepentingan
rakyat Indonesia, yang waktu itu harus menentukan pilihan antara Prabowo
Subianto atau Joko Widodo untuk menjadi presiden mereka.
Hasil
wawancara itu disebarkan melalui blog pribadinya. Isinya berupa
pemikiran-pemikiran Prabowo yang berhasil diungkap Allan melalui wawancaranya.
Menurutnya, Prabowo memiliki pemikiran ekstrem, mulai dari kecamannya terhadap
sistem demokrasi, hingga keinginannya menjadi seorang diktator.
Namun, pihak
Prabowo langsung membantah hasil wawancara yang dibeberkan Allan Nairn itu.
Mewakili Prabowo, Fadli Zon mengatakan kepada tempo.co (27/6/2014) bahwa
tulisan Allan Nairn tentang Prabowo itu mengada-ngada alias fitnah. Menurutnya,
itu hanyalah upaya kampanye hitam yang dilakukan untuk membuat elektabilitas
Prabowo menurun hingga kalah dari Jowo Widodo. Fadli Zon mengaku selalu
mendampingi Prabowo dalam setiap sesi wawancara, termasuk dengan media asing,
tapi tidak pernah bertemu dengan Allan Nairn di Mega Kuningan pada bulan
Juni–Juli 2001 itu.
Kini, Allan
Nairn kembali beraksi. Ia merilis tulisan kontroversial tidak lama setelah Ahok
dinyatakan kalah suara dalam Pilkada DKI Jakarta menurut hitung cepat
lembaga-lembaga survei. Tulisan itu berisi tentang persekongkolan TNI dengan
sejumlah tokoh politik untuk melakukan makar terhadap pemerintahan sah saat
ini. Pihak TNI sudah melakukan bantahan bahwa tulisan Allan Nairn itu bersifat hoax,
sebagaimana disampaikan Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto kepada detik.com
(21/4/2017).
Terkait
tuduhan ini, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, yang namanya juga disebut
Allan di artikelnya, memilih tidak menanggapinya. Senada dengan Mayjen
Wuryanto, bagi Gatot, itu hanyalah hoax. Ia tidak perlu menghabiskan
waktu untuk menanggapinya. Kepada kompas.com (22/4/2017), Jenderal
Gatot mengaku tidak akan mengambil langkah hukum terhadap pemberitaan yang
tidak benar itu.
Rupanya,
Allan Nairn sudah sejak lama menyoroti tindak-tanduk TNI kita.
Tulisan-tulisannya tentang TNI membuatnya terkenal di kalangan militer
Indonesia. Seperti dilansir tempo.co (27/6/2014), Allan Nairn mulai
dikenal sejak tahun 1991. Saat itu ia meliput Insiden Santa Cruz di Dili yang
menewaskan ratusan warga Dili. Akhirnya, dia menulis kisah pembantaian militer
Indonesia terhadap warga Dili tersebut, termasuk keterlibatan Prabowo di
dalamnya.
Aksi jurnalis
kelahiran Morristown, New Jersey, Amerika Serikat, ini terbilang berani. Dia
tidak takut diperkarakan. Bahkan, Allan menantang TNI atau pasukan militer
Indonesia untuk segera menangkapnya jika ia dianggap menyebar fitnah. Tapi,
sampai sekarang Allan masih bebas. Tidak diketahui dengan pasti kenapa Allan
tidak juga ditangkap walaupun ia sudah menawarkan dirinya. Mungkin, seluruh
anggota TNI sepakat dengan Jenderal Gatot, bahwa berita tidak benar atau hoax
yang ditulis jurnalis asal Amerika tersebut hanyalah hal kecil yang tak
perlu ditanggapi serius. Benarkah tulisan Allan Nairn itu hoax? Biarlah
waktu yang akan menjawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar