Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Kamis, 26 Juli 2018

Keluarga Hendra


Aku berhutang budi pada keluarga Hendra. Tanpa bantuan mereka, mungkin saja acara pernikahanku tidak berjalan dengan lancar. Merekalah yang membukakan pintu rumah lebar-lebar untuk memberi kami tumpangan menginap selama di Yogyakarta. Jika tidak, kami hanya akan menghabiskan uang jutaan untuk menyewa penginapan.
Selain itu, ayah Hendra mengerahkan seluruh anggota keluarganya untuk menjadi pengiring pengantin mempelai pria. Rombongan kami terlihat banyak dengan keikutsertaan mereka. Padahal, sebenarnya rombongan asli dari Kalimantan hanya berjumlah lima orang. Ditambah rombongan adikku dari Jakarta sebanyak lima orang juga. Dengan adanya tambahan dari anggota keluarga Hendra, jumlah rombongan yang mengiringiku di belakang terlihat cukup banyak.
Kami memang tidak bisa membawa rombongan banyak dari Kalimantan karena keterbatasan dana. Biaya tiket pesawat untuk mendarat di Yogyakarta dua kali lipat tiket Banjarmasin-Surabaya. Karena itu, kami hanya datang dengan keluarga inti. Ibuku pun sudah berencana menggelar acara di Kalimantan sebulan kemudian. Jadi, kerabat dan teman-teman di Kalimantan yang tidak bisa hadir di Yogyakarta bisa menghadiri acara di Kalimantan.
Siapakah Hendra? Ia adalah teman kuliah adikku di STIKES Harapan Bangsa Purwokerto. Untuk urusan pertemanan, adik keduaku memang pandai mengambil hati orang. Ia sangat dekat dengan Hendra dan keluarganya. Bahkan, ia sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Pintu rumah Hendra terbuka lebar untuknya.
Kebaikan mereka memang tak bisa dilupakan. Tanpa bantuan mereka, aku pasti kebingungan mengurus kedatangan orang tuaku. Ayah Hendra bersedia meluangkan waktu menjemput ibuku dan rombongan dari bandara. Bahkan, ia menyempatkan waktu mengantar ibu dan yang lain berbelanja untuk membeli oleh-oleh sebelum pulang ke Kalimantan.
Karena itu, adikku selalu memintaku untuk mampir ke rumah Hendra jika sedang berada di Yogyakarta. Ia merasa berutang budi, apalagi aku yang punya hajat ketika itu. Semoga Allah membalas kebaikan mereka semua. shah wa

Kampung Damai, 26 Juli 2018
Nur Wahid Al-Banjary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar