Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Senin, 09 Juli 2018

Saksi Nikahku


Dua orang besar berkenan menjadi saksi nikahku. Keduanya merupakan guru besar di dua universitas terkenal di Yogyakarta. Mereka berdua adalah Prof. Dr. Soffian Effendi dan Prof. Dr. Muhammad Chirzin. Yang pertama menjadi saksi nikah dari mempelai perempuan dan yang kedua sebagai saksi nikah dari pihak mempelai laki-laki.
Bapak Soffian Effendi merupakan Guru Besar Ilmu Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada. Beliau pernah menjabat rektor di almamaternya tersebut pada periode 2002–2007. Saat ini, beliau menjabat Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara.
Sedangkan Bapak Muhammad Chirzin merupakan Guru Besar Tafsir Al-Qur’an UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau tercatat sebagai anggota tim penyusun Tafsir Tematik Litbang Kemenag RI dan tim penyusun draft revisi Al-Qur’an dan Terjemahnya Tim Kemenag RI 2017.    
Ternyata, Pak Soffian adalah kakak sulung dari ayah mertuaku alias paman istriku. Menurut istriku, beliau memang orang yang rendah hati. Jadi, kesediaannya menjadi saksi nikah bukan karena yang menikah adalah keponakannya, tapi karena kerendahhatiannya. Selain itu, beliau juga sangat tertarik dengan anak pesantren dan kehidupannya. Kebetulan aku dan istriku lulusan pesantren.
Bapak Muhammad Chirzin kebetulan pula ayah dari teman baikku, Taqiyuddin. Sehari sebelum nikah, kami masih belum menemukan saksi nikah yang tepat untukku. Aku mencoba menghubungi Taqiyuddin dan menyampaikan permohonan kepada ayahnya untuk menjadi saksi nikah. Tak disangka, ayahnya menyanggupi. Kebetulan lokasi pernikahanku tidak jauh dari rumah beliau. Selain itu, sebagai alumnus Gontor, beliau juga ingin bertemu Ustadz Hasan yang dijadwalkan menghadiri pernikahanku. shah wa

Kampung Damai, 9 Juli 2018
Nur Wahid Al-Banjary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar