Ustadz Suharto adalah Wakil Pengasuh di Gontor Putri 1, Sambirejo, Mantingan,
Ngawi. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Wakil Direktur KMI di Gontor Pusat. Saat
itu, beliau sering berinteraksi dengan kami di Sekretaris Pimpinan dalam banyak
urusan pondok. Sehingga, teman-teman di Sekretaris, termasuk diriku sendiri, terbilang
cukup dekat dengan beliau.
Sejak beliau menjadi orang nomor satu di Gontor Putri 1, kami
sangat jarang bertemu. Tapi, aku tahu beliau tidak pernah lupa dengan
orang-orang yang pernah membantu selama beliau menjadi Wakil Direktur KMI,
termasuk para staf Sekretaris Pimpinan. Jadi, jika kami bertemu, beliau tentu
masih mengenali.
Aku tak pernah menyangka akan berurusan dengan beliau terkait
jodoh. Beliau juga pasti tidak menyangka jika calon istriku merupakan salah
satu anak didik terbaiknya. Karena masih terikat pengabdian di Gontor Putri 1,
aku harus mendapatkan izin beliau untuk proses lamaran.
Maka, pada hari itu, sekitar pertengahan November 2016, bertepatan
dengan jadwal mengajarku di Kampus Mantingan, aku berencana menghadap beliau.
Aku harus memberitahu bahwa salah seorang anak asuh beliau akan kulamar. Izin
dan restunya kuperlukan untuk proses lamaranku minggu depan.
Lalu kutelepon beliau. Alhamdulillah, beliau masih mengenaliku. Kemudian
kutanyakan waktu luang untuk bisa bertemu. Beliau mempersilakanku untuk datang
ke rumah setelah Magrib.
Hujan sempat turun pada sore harinya. Aku sempat khawatir hujan
makin lebat hingga malam. Sehingga, bisa saja menghambat rencanaku untuk
bertamu ke rumah Ustadz Suharto. Tapi, setelah Magrib hujan mereda. Hanya gerimis
kecil sisa-sisa hujan lebat tadi sore yang belum berhenti.
Dengan berjalan kaki sejauh 200 meter, aku berangkat ke rumah
beliau usai shalat. Beliau menyambutku dengan ramah sekaligus menanyakan kabar.
Ada raut penasaran di wajahnya. Tentu saja beliau ingin tahu maksud dan tujuan
kedatanganku yang tidak biasa itu.
Untuk menghapus rasa penasarannya, aku langsung menyampaikan maksud
dan tujuanku menemui beliau. Pertama, kusampaikan bahwa aku sudah menemukan
pilihan hati dan akan segera melaksanakan lamaran. Beliau ikut senang mendengarnya
dan mengucapkan selamat.
Aku berhenti sejenak. Lalu kusampaikan maksud kedua kedatanganku,
bahwa gadis pilihanku itu adalah salah seorang dari anak didik beliau dan masih
mengabdi sebagai guru di pondok yang beliau asuh. Karena itu, aku ingin memintakan
izin untuknya agar bisa pulang pada hari H lamaran, sekaligus berharap doa
restu beliau untuk kami berdua.
Kali ini, beliau tampak terkejut walau berusaha menutupi
keterkejutannya. Dengan senyuman khasnya, beliau merestui dan memberikan
izinnya. Lalu bertanya, “Bagaimana kalian bisa bertemu?”
Aku sudah menduga pertanyaan ini. Beliau tahu aku sangat jarang ke
Mantingan, bahkan hampir tidak pernah ke sana selama beliau mengasuh. Aku juga
baru mendapatkan jadwal mengajar di Kampus Mantingan baru-baru ini dan tidak
mengajar mahasiswi Ushuluddin. Sedangkan anak didik beliau yang akan kulamar itu
tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Ushuluddin Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
Aku pun menjelaskan proses perkenalanku yang di luar dugaan itu.
Beliau pun paham bahwa semuanya sudah diatur oleh Allah. Bahkan, beliau sempat
tercengang saat tahu bahwa kami belum pernah sama sekali bertemu, dan aku
langsung tertarik untuk melamarnya. Lalu beliau menawarkan kesempatan kepadaku
untuk bertemu orangnya. Kata beliau, jika aku ingin bertemu, saat itu juga beliau
akan memanggil anak didiknya itu. “Dia pasti langsung datang karena saya juga
berstatus sebagai pembimbing skripsinya,” kata Ustadz Suharto.
Tapi, aku menolak dengan halus tawaran beliau. Aku ingin bertemu di
saat lamaran saja. Ustadz Suharto pun memaklumi. Beliau mengucapkan selamat
sekali lagi dan memberikan doa restunya untuk kami. Terakhir, beliau
meyakinkanku bahwa pilihanku sudah tepat. Menurut beliau, gadis yang kupilih
itu akan siap berjuang denganku di mana saja dan dalam kondisi apa saja. Ia
adalah jodoh terbaik untukku, demikian tutur beliau. shah wa
Kampung Damai, 27 Juli 2018
Nur Wahid Al-Banjary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar