Aku tak pernah menyangka akan berjodoh dengan kota kelahiran Bapak
Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Yogyakarta memang mengagumkan. Aku termasuk
salah seorang pengagumnya walaupun sebelum menikah sangat jarang pergi ke sana.
Aku selalu mendengar orang-orang berbicara tentang Yogyakarta yang terkenal
dengan kota pendidikan itu. Banyak hal yang menarik dari kota ini. Karena
itulah tidak heran banyak turis yang menambahkannya ke dalam daftar kota tujuan
mereka.
Aku selalu bertanya di dalam hati di manakah kakiku akan berhenti untuk
menemukan tambatan hati. Selama 10 tahun lebih aku merantau di tanah Jawa
membuatku merasa akan mendapatkan orang Jawa. Tapi, aku tidak pernah yakin di
bagian Jawa manakah wanita impianku itu berada. Hingga kemudian semua itu
terjawab dengan terbukanya tirai jodoh pada tahun 2016 lalu. Aku sampai tak
percaya kalau benar-benar berjodoh dengan kota yang berada di bawah kekuasaan
Sultan Hamengkubowono itu.
Aku pernah berkeinginan kuat untuk kuliah di salah satu perguruan
tinggi terkenal di Yogyakarta. Saat itu, aku masih tercatat sebagai siswa MTsN
Barabai. Namun, gaung Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan sudah sampai ke
sekolahku di Kalimantan. Bahkan, semua orang punya mimpi kuliah di sana. Namun,
pada akhirnya keinginan itu harus kupendam demi belajar di Gontor. Guru-guru
dan teman-temanku sempat menyayangkan keputusanku, tapi aku tahu bahwa
pilihanku sudah tepat, yaitu menjadi seorang santri.
Allah memang sudah mengatur semuanya. Kini, aku bisa keliling
Yogyakarta sepuasku. Bahkan, aku punya rumah untuk pulang ke sana. Aku bangga
bisa menjadi bagian dari kota impianku ini. Tapi, aku tetap mencintai tanah
kelahiranku. Aku hanya perlu membekali diri untuk menjadi orang yang bermanfaat
untuk kedua kota tercintaku. shah wa
Kampung Damai, 7 Juli 2018
Nur Wahid Al-Banjary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar