Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Jumat, 13 Juli 2018

Ustadz Hasan, Tamu Istimewaku


Tanggal 2 Juli 2017 bertepatan dengan tanggal 8 Syawwal 1438. Kami semua tahu bahwa pada tanggal itu, kegiatan di pondok sedang padat-padatnya. Mulai dari penerimaan calon santri, pendaftaran ulang, ujian masuk, dan lain sebagainya. Kebetulan acara pernikahanku digelar pada tanggal tersebut. Kami memang mengundang guru-guru senior, terutama kiai kami, tapi kami sangsi beliau semua bisa datang pada hari itu. 
Aku tahu guru-guru senior pasti lebih memilih menghadiri acara pernikahan teman seangkatanku di Nganjuk. Di samping lokasinya jauh lebih dekat dibandingkan ke Yogyakarta, orang tua mempelai putri termasuk teman seangkatan mereka dan masih bagian dari keluarga besar Bani Zarkasyi. Bahkan, ada guru senior yang sudah memastikan tidak bisa hadir saat aku memberikan surat undangan dengan alasan akan menghadiri acara di Nganjuk pada hari yang sama. Tidak masalah, setiap orang memang punya jatah rezekinya masing-masing.
Malam hari sebelum pernikahanku, aku mendapatkan kabar yang sungguh menggembirakan dari kawan-kawan Sekpim. Mereka memberitahuku bahwa Kiai Hasan Abdullah Sahal sudah memastikan akan menghadiri acara pernikahanku. Beliau akan berangkat esok pagi-pagi sekali bersama sang istri. Aku senang bukan kepalang. Inilah yang namanya keadilan Tuhan. Rasa putus asaku akan kehadiran guru-guru senior yang lain tertutupi dengan kabar kehadiran kiaiku.
Aku tahu Ustadz Syukri tidak mungkin hadir. Karena, salah satu keponakan beliau juga menikah esok hari. Aku masih berharap Ustadz Syamsul bisa hadir, tapi menurut kabar yang sempat kudengar, beliau memilih menghadiri acara milik keponakan Ustadz Syukri bersama guru-guru senior yang lain. Jadi, harapanku hanya ada pada Ustadz Hasan. Alhamdulillah, beliau ternyata memilih hadir di acaraku.
Pada hari itu, kawan-kawan yang hadir di acara pernikahanku mendapatkan hadiah plus. Mereka bisa bersilaturahim dengan kiai kebanggaan mereka. Aku pun senang melihat mereka begitu antusias menyambut kedatangan Ustadz Hasan. Bagiku sendiri, kehadiran Ustadz Hasan merupakan kado terindah dari Allah. shah wa

Kampung Damai, 13 Juli 2018
Nur Wahid Al-Banjary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar