Tanggal 2 Juli 2017 bertepatan dengan tanggal 8 Syawwal 1438. Kami
semua tahu bahwa pada tanggal itu, kegiatan di pondok sedang padat-padatnya.
Mulai dari penerimaan calon santri, pendaftaran ulang, ujian masuk, dan lain
sebagainya. Kebetulan acara pernikahanku digelar pada tanggal tersebut. Kami
memang mengundang guru-guru senior, terutama kiai kami, tapi kami sangsi beliau
semua bisa datang pada hari itu.
Aku tahu guru-guru senior pasti lebih memilih menghadiri acara
pernikahan teman seangkatanku di Nganjuk. Di samping lokasinya jauh lebih dekat
dibandingkan ke Yogyakarta, orang tua mempelai putri termasuk teman seangkatan
mereka dan masih bagian dari keluarga besar Bani Zarkasyi. Bahkan, ada guru
senior yang sudah memastikan tidak bisa hadir saat aku memberikan surat
undangan dengan alasan akan menghadiri acara di Nganjuk pada hari yang sama.
Tidak masalah, setiap orang memang punya jatah rezekinya masing-masing.
Malam hari sebelum pernikahanku, aku mendapatkan kabar yang sungguh
menggembirakan dari kawan-kawan Sekpim. Mereka memberitahuku bahwa Kiai Hasan
Abdullah Sahal sudah memastikan akan menghadiri acara pernikahanku. Beliau akan
berangkat esok pagi-pagi sekali bersama sang istri. Aku senang bukan kepalang.
Inilah yang namanya keadilan Tuhan. Rasa putus asaku akan kehadiran guru-guru
senior yang lain tertutupi dengan kabar kehadiran kiaiku.
Aku tahu Ustadz Syukri tidak mungkin hadir. Karena, salah satu
keponakan beliau juga menikah esok hari. Aku masih berharap Ustadz Syamsul bisa
hadir, tapi menurut kabar yang sempat kudengar, beliau memilih menghadiri acara
milik keponakan Ustadz Syukri bersama guru-guru senior yang lain. Jadi,
harapanku hanya ada pada Ustadz Hasan. Alhamdulillah, beliau ternyata memilih
hadir di acaraku.
Pada hari itu, kawan-kawan yang hadir di acara pernikahanku
mendapatkan hadiah plus. Mereka bisa bersilaturahim dengan kiai kebanggaan
mereka. Aku pun senang melihat mereka begitu antusias menyambut kedatangan
Ustadz Hasan. Bagiku sendiri, kehadiran Ustadz Hasan merupakan kado terindah
dari Allah. shah wa
Kampung Damai, 13 Juli 2018
Nur Wahid Al-Banjary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar