Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Sabtu, 29 April 2017

3 Tindakan Oknum Polisi yang Mencoreng Institusi Kepolisian Beberapa Bulan Ini

Institusi kepolisian merupakan lembaga negara yang berfungsi menjadi pengayom masyarakat, pelindung, sekaligus penjaga keamanan di negeri ini. Sudah seharusnya menjadi tugas polisi untuk menjaga ketenteraman dan ketenangan hidup warga Indonesia, di manapun mereka berada. Seharusnya, warga pun merasa aman berada di dekat mereka. Mereka juga harus bertindak hati-hati. Ceroboh atau lalai sedikit saja bisa berakibat fatal hingga mencemari nama baik institusi. Apalagi, jika sampai melanggar kode etik, bisa-bisa masyarakat tidak percaya kepada polisi lagi.
Minimal terangkum tiga tindakan oknum polisi yang membuat institusi kepolisian harus mengevaluasi diri beberapa bulan ini. Pertama, tindakan ceroboh seorang polisi yang menembaki satu mobil berisi rombongan keluarga berjumlah tujuh orang. Seperti diberitakan tribunnews.com (18/4/2017), peristiwa itu terjadi lantaran si pengemudi mobil menerobos razia yang sedang digelar satuan polisi di jalur lingkar barat Kota Lubuklinggau pada tanggal 18 April 2017 silam.
Polisi yang curiga kemudian mengejar mobil tersebut dan melepaskan tembakan terarah beberapa kali. Akibatnya, satu orang nenek tua berusia 55 tahun meninggal di tempat karena sejumlah peluru menembus tubuhnya. Sementara lima orang lainnya mengalami luka-luka. Satu penumpang yang ternyata anak kecil berusia enam tahun beruntung terhindar dari tembakan. Satu korban tembak yang sempat dirawat di rumah sakit ikut meninggal beberapa hari kemudian.
Belakangan diketahui penyebab mobil berisi rombongan keluarga tersebut nekat menerobos razia. Menurut keterangan polisi, si pengemudi tidak memiliki SIM serta STNK mobil yang dikendarainya mati. Rombongan hanya mau pergi ke acara kondangan, namun polisi yang gegabah menembaki mereka seperti menembaki pelaku terorisme.
Selanjutnya, tindakan ceroboh lainnya yang dilakukan seorang oknum polisi dan berakibat sangat fatal adalah salah tembak. Dikira yang tertembak adalah pencuri, ternyata anak sendiri. peristiwa tragis nan memilukan tersebut terjadi di Bengkulu pada tanggal 26 April 2017. Sebagaimana dirilis kompas.com (26/4/2017), seorang oknum polisi menembak anaknya sendiri yang ia kira pencuri di pagi hari pukul 04.00 waktu setempat.
Pada hari itu, pelaku mendengar pintu kamarnya berderit. Ia langsung curiga ada pencuri masuk rumahnya. Dengan cepat ia mengambil senjata api atau pistol miliknya dan menembak sosok di tengah gelap yang ia kira pencuri. Korban langsung tersungkur jatuh. Setelah dihampiri, ternyata dia telah menembak anaknya sendiri. Walau sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa anaknya yang masih usia SMP itu sudah tak tertolong. Setelah mengetahui meninggal, pelaku sempat bersembunyi untuk menenangkan diri. Namun, saat ini pelaku sudah menyerahkan dirinya pada tanggal 28 April 2017 kemarin.
Kemudian yang terbaru terdengar kabar pemerkosaan yang dilakukan oknum polisi lainnya di daerah Nias saat bertugas menggelar razia narkoba. Diketahui dari liputan6.com (29/4/2017), bahwa seorang polisi dari Satuan Narkoba di Nias, Sumatera Utara, mendapat laporan adanya transaksi narkoba di sebuah warnet. Namun, saat tiba di tempat, polisi tersebut hanya menemukan sepasang remaja SMA yang berduaan sedang bermain internet, tidak terbukti membawa narkoba jenis apapun juga.
Tanpa alasan yang jelas, oknum polisi tersebut memaksa mereka berdua ke mobilnya. Mereka mendapat ancaman akan ditangkap dengan tuduhan membawa narkoba atau melakukan perbuatan tak senonoh di warnet. Akhirnya, kedua anak itu diperas. Si anak laki-laki dimintai uang sebesar Rp 1 juta, namun karena uangnya tidak cukup ia dipaksa mencari tambahan ke suatu tempat. Sementara anak perempuan yang bersamanya tetap disekap di mobil. Ternyata, selama ditinggal berduaan, oknum polisi tersebut memerkosanya.
Inilah tiga peristiwa ironis yang melibatkan oknum polisi beberapa bulan terakhir. Memang masih banyak anggota polisi yang baik, jujur, dan terpercaya. Namun, tindakan ceroboh atau gegabah akan berakibat fatal dan bisa menjadi penyesalan seumur hidup. Karenanya, sikap hati-hati sangat diperlukan seorang polisi. Selain itu, seorang polisi juga harus mampu menahan diri dari godaan-godaan yang dapat menjatuhkan kredibilitas dan harkat martabatnya. shah wa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar