Kaum wanita
Indonesia menyambut dengan ramai Hari Kartini yang selalu diperingati setiap
tanggal 21 April itu. Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai tokoh pelopor
emansipasi wanita. Ia gigih memperjuangkan hak-hak wanita, terutama dalam
mendapatkan pendidikan. Berkat perjuangannya itu, wanita Indonesia memperoleh
tempatnya untuk berkarya dan berprestasi di negeri ini.
Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini alias Bu Risma, sangat mendukung gerakan emansipasi
yang digagas Kartini tersebut. Dilansir dari tribunnews.com (20/4/2017), menurutnya,
wanita Indonesia patut berterima kasih kepada Kartini yang telah memperjuangkan
hak-hak mereka agar bisa belajar, bekerja, dan berkarir.
Jika tidak
diperjuangkan Kartini, bisa jadi wanita Indonesia hanya akan menjadi korban
kebodohan. Karena, sebelum ada gerakan emansipasi, kaum wanita tidak mempunyai
hak belajar seperti halnya kaum laki-laki. mereka juga tidak boleh bekerja,
apalagi sampai berkarir dengan berbagai profesi seperti sekarang.
Namun, Bu
Risma tidak menghendaki emansipasi berlebihan alias emansipasi yang melanggar
kodrat kaum wanita. Artinya, wanita boleh berkarir di bidang apa saja, tapi
tidak melupakan kodrat hakikinya, terutama sebagai ibu rumah tangga. “Jika di
tempat kerja jadi bos, di rumah harus tetap menjadi ibu rumah tangga,” ujar Bu
Risma kepada kompas.com (21/4/2017).
Sesibuk
apapun seorang wanita dengan pekerjaannya, tugas utamanya tetaplah menjadi ibu
untuk anak-anaknya dan menjadi istri yang baik bagi suaminya di rumah. Jangan
sampai anak-anak kehilangan sosok seorang ibu dengan kasih sayangnya yang
sangat mereka butuhkan. Demikian pula, seorang suami senantiasa mendambakan
istri yang bisa menyejukkan hatinya selepas membanting tulang mencari nafkah.
Zaman memang
sudah berubah, tapi tugas utama seorang wanita sebagai ibu rumah tangga tidak
boleh berubah. Untuk itu, sebagaimana pesan Bu Risma, jabatan atau profesi yang
disandang seorang wanita jangan sampai menutupi jabatan paling penting dan
berharga di rumah, yaitu ibu rumah tangga.
Tak bisa
dipungkiri, sebagian besar penyebab kehancuran rumah tangga adalah saat seorang
wanita melupakan tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu rumah tangga. Banyak
kaum wanita yang lebih mementingkan karir hingga jarang sekali berkumpul dengan
keluarga. Emansipasi yang diusung Kartini tidak menghendaki terjadinya ini.
Emansipasi yang benar tetap menempatkan keluarga di atas karir maupun
pekerjaan. shah wa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar