Saat ini,
mungkin masih terlalu dini untuk menyimpulkan pemenang Pilkada DKI Jakarta
putaran kedua yang baru saja berlangsung, Rabu (19/4) tadi. Namun, setidaknya
masyarakat Jakarta bisa melihat perolehan suara Anies-Sandi sementara
mengungguli perolehan Ahok-Djarot berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga
survei. Biasanya, hasil hitung cepat tidak jauh berbeda dengan hasil akhir yang
direkap secara resmi oleh KPU.
Pertanyaannya,
bisakah Ahok-Djarot menerima kekalahan ini?
Kita semua
pasti berharap hasil akhir penghitungan suara bisa diterima semua pihak. Tidak
ada kegaduhan yang berlarut-larut karena lapor sana atau lapor sini. Jika
terbukti ada kecurangan, memang harus dilaporkan dan segera ditindaklanjuti. Semua
pihak diharapkan dapat bekerjasama menyelesaikannya sesegera mungkin agar
gubernur dan wakil gubernur terpilih bisa segera dilantik dan bekerja untuk
Jakarta.
Sikap ksatria
yang ditunjukkan Agus patut diteladani usai hitung cepat menyatakan calon
gubernur dari paslon nomor urut 1 tersebut kalah telak pada putaran pertama
lalu. Agus dengan gagah dan berlapang dada berpidato menyampaikan ketulusannya menerima
hasil penghitungan suara. Dia menerima kekalahan tanpa protes sana-sini.
“Secara ksatria
dan lapang dada, saya menerima kekalahan saya dalam Pilgub DKI Jakarta,” kata Agus.
(cnnindonesia.com, 16/2/2017)
Dalam sebuah
kompetisi apapun, termasuk dalam ajang Pilkada, sangat sulit mengakui
kekalahan. Apalagi, kita sudah mengorbankan banyak waktu, tenaga, hingga biaya
untuk meraih juara. Sangat sedikit orang yang mau berlapang dada menerima
kekalahan.
Karena itu,
kita semua akan menunggu sikap ksatria dari seorang Ahok atau Djarot. Jika
Anies-Sandi benar-benar memenangkan pertarungan ini, Ahok-Djarot tentu juga
diminta melakukan hal yang sama dengan Agus, yaitu mengakui secara terbuka
kekalahan mereka.
Anies-Sandi
pun juga sudah berjanji menggandeng semua pihak jika mereka terpilih. Artinya,
lawan politik mereka kemungkinan akan diajak bekerjasama membangun Jakarta. Di
sinilah letak ketulusan Ahok-Djarot beserta tim suksesnya menerima hasil
Pilkada DKI putaran kedua ini. Bukan hanya pidato kekalahan yang dipersiapkan,
tapi juga harus siap bekerja sama-sama menjadikan Jakarta lebih baik di bawah
gubernur dan wakil gubernur yang baru. shah wa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar