Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis dunia. Tanpa cahaya, tak mungkin terlukis alam semesta. Tanpa cahaya tak terlukis pula keindahan cinta. Tanpa cahaya, dunia hanya bisa diraba namun tak bisa diterjemahkan kata. Tanpa cahaya, hidup pun tak bermakna. Tanpa cahaya, tak ada cinta. Cahaya adalah karunia Tuhan yang begitu berharga. Cahaya adalah tanda cinta Allah untuk kita.

Rabu, 19 April 2017

Anies-Sandi Menang, Ahok-Djarot Siapkan Pidato Kekalahan?

Saat ini, mungkin masih terlalu dini untuk menyimpulkan pemenang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang baru saja berlangsung, Rabu (19/4) tadi. Namun, setidaknya masyarakat Jakarta bisa melihat perolehan suara Anies-Sandi sementara mengungguli perolehan Ahok-Djarot berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei. Biasanya, hasil hitung cepat tidak jauh berbeda dengan hasil akhir yang direkap secara resmi oleh KPU.
Pertanyaannya, bisakah Ahok-Djarot menerima kekalahan ini?
Kita semua pasti berharap hasil akhir penghitungan suara bisa diterima semua pihak. Tidak ada kegaduhan yang berlarut-larut karena lapor sana atau lapor sini. Jika terbukti ada kecurangan, memang harus dilaporkan dan segera ditindaklanjuti. Semua pihak diharapkan dapat bekerjasama menyelesaikannya sesegera mungkin agar gubernur dan wakil gubernur terpilih bisa segera dilantik dan bekerja untuk Jakarta.
Sikap ksatria yang ditunjukkan Agus patut diteladani usai hitung cepat menyatakan calon gubernur dari paslon nomor urut 1 tersebut kalah telak pada putaran pertama lalu. Agus dengan gagah dan berlapang dada berpidato menyampaikan ketulusannya menerima hasil penghitungan suara. Dia menerima kekalahan tanpa protes sana-sini.
“Secara ksatria dan lapang dada, saya menerima kekalahan saya dalam Pilgub DKI Jakarta,” kata Agus. (cnnindonesia.com, 16/2/2017)
Dalam sebuah kompetisi apapun, termasuk dalam ajang Pilkada, sangat sulit mengakui kekalahan. Apalagi, kita sudah mengorbankan banyak waktu, tenaga, hingga biaya untuk meraih juara. Sangat sedikit orang yang mau berlapang dada menerima kekalahan.
Karena itu, kita semua akan menunggu sikap ksatria dari seorang Ahok atau Djarot. Jika Anies-Sandi benar-benar memenangkan pertarungan ini, Ahok-Djarot tentu juga diminta melakukan hal yang sama dengan Agus, yaitu mengakui secara terbuka kekalahan mereka.

Anies-Sandi pun juga sudah berjanji menggandeng semua pihak jika mereka terpilih. Artinya, lawan politik mereka kemungkinan akan diajak bekerjasama membangun Jakarta. Di sinilah letak ketulusan Ahok-Djarot beserta tim suksesnya menerima hasil Pilkada DKI putaran kedua ini. Bukan hanya pidato kekalahan yang dipersiapkan, tapi juga harus siap bekerja sama-sama menjadikan Jakarta lebih baik di bawah gubernur dan wakil gubernur yang baru. shah wa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar